Selasa, 30 September 2014
Selasa, 23 September 2014
Minggu, 21 September 2014
Tata cara pengaturan
dan penyimpanan bahan kimia di laboratorium merupakan bagian yang sangat
penting. Ini karena bahan kimia cenderung mempunyai potensi bahaya, baik itu
mudak terbakar, meledak, reaktivitasnya maupun bahaya lain. Dengan demikian,
mau tak mau kita harus mengenal terlebih dahulu bahan kimia tersebut seperti
pepatah bilang ‘tak kenal maka tak sayang’.
Ada banyak referensi
yang bisa kita rujuk agar kita bisa mengenal lebih detail terhadap bahan kimia.
Sumber informasi bahan kimia tersebut antara lain dari :
- Informasi dari produsen yang bisa dalam bentuk buku katalog bahan/CD, misalnya dari produsen Merck, JT Baker, BDH, dll.
- Literatur / buku tentang Health and Safety.
- Material Safety Data Sheet(MSDS).
- Informasi dari buku katalog umumnya berisi informasi umum (nama dan komposisi), sifat fisik & kimia serta simbol bahaya. Sedang informasi MSDS didapat secara up to date dengan download dari berbagai sumber.
Beberapa hal penting
tersebut memang harus diperhatikan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan pada bahan kimia. Terlebih lagi bahan kimia merupakan bagian dari
sebuah riset sehingga jangan sampai berpengaruh pada hasil riset. Data hasil
riset haruslah mempunyai tingkat akuraritas yang tinggi, dalam arti kata tetap
presisi dan tidak bias.
Cara pengaturan dan
penyimpanan bahan kimia didasarkan atas sifat fisik dan sifat kimia bahan.
Pengaturan tersebut harus memperhatikan kondisi operasional bahan kimia
seperti :
- Kontrol temperatur
- Perbandingan dan konsentrasi reaktan
- Kemurnian bahan
- Viskositas media reaksi
- Kecepatan penambahan bahan
- Pengadukan
- Tekanan reaksi atau distilasi
- Bahaya radiasi
- Bahaya padatan yang reaktif
Pengaturan
penyimpanan bahan kimia adalah suatu hal yang tidak bisa kita abaikan setiap
bahan kimia mempunyai sifat fisika dan kimia yang berbeda seperti misalnya :
- Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
- Reaksi dekomposisi
- Komposisi, struktur & reaktivitas kimia
- Bahan-bahan kimia tidak kompatibel
Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
Secara rinci,
klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) diatur dalam PP No. 74 Th 2001
tentang Pengelolaan B3. Klasifikasi tersebut sebagai berikut :
- Mudah meledak (explosive)
- Mudah menyala (flammable)
- Pengoksidasi (oxidizing)
- Berbahaya (harmful)
- Korosif (corrosive)
- Bersifat iritasi (irritant)
- Beracun (toxic)
- Karsinogenik
- Teratogenik
- Berbahaya bagi lingkungan
Reaksi
dekomposisi
Hasil reaksi
dekomposisi suatu senyawa bisa menjadi dua atau lebih dan bisa jadi
dekoposisi/pemisahan ini terurai menjadi senyawa yang berbeda dengan senyawa
sebelumnya. Jenis reaksi ini bisa berjalan lambat dan bisa pula berjalan cepat.
Komposisi,
Struktur & Reaktivitas Kimia
Ketidakstabilan atau
reaktivitas kimia sering dihubungkan dengan strukturnya. Contoh:
- CN2 ( senyawa diazo )
- C – NO ( senyawa nitroso )
- C – NO2 ( senyawa nitro )
Reaktivitas senyawa
tersebut sangat tergantung dari beberapa faktor sehingga yang harus
diperhatikan adalah kondisi operasionalnya seperti :
- Kontrol temperatur
- Perbandingan dan konsentrasi reaktan
- Kemurnian bahan
- Viskositas media reaksi
- Kecepatan penambahan bahan
- Pengadukan
- Tekanan reaksi atau distilasi
- Bahaya radiasi
- Bahaya padatan yang reaktif
Bahan-bahan
kimia tidak kompatibel (Chemical Incompatibility Matrix)
- Identifikasi bahan di masing-masing lab.
- Perhatikan MSDS
- Pahami prosedur penanganan
Pengaturan dan
penempatan bahan kimia sebaiknya dipisahkan berdasarkan perbedaan klas bahaya.
Sebagai contoh perlakuan masing-masing klas bahaya adalah sebagai berikut :
Jenis
Asam
- Pisahkan dari logam reaktif: sodium, potassium, dan magnesium.
- Pisahkan asam pengoksidasi dengan asam organik dan bahan yang flammable dan combustible.
- Asam asetat adalah cairan flammable.
- Asam Nitrat dan HCl bisa ditaruh dalam tempat yang sama tetapi pada rak yang berbeda. Dapat membentuk gas Cl2 dan gas nitrosyl chloride yang toksik.
- Pisahkan asam dengan bahan yang bisa menhasilkan toksik atau gas mudah terbakar apabila terjadi kontak dengan asam seperti: sodium sianida, besi sulfida dan kalsium karbida.
- Pisahkan Asam dan Basa
Jenis
Basa (Bases)
- Pisahkan dari asam, logam, bahan mudah meledak, peoksida organik
- Jangan menyimpan larutan NaOH dan KOH dalam rak alumunium
Pelarut
(Flammable dan combustible)
- Simpan dalam kaleng dalam lemari solvent
- Pisahkan dari asam peoksidasi dan oksidator lain
- Jauhkan dari sumber pembakar: panas, api dll
Pengoksidasi
- Jauhkan dari materi yang combustible dan flammable
- Jauhkan dari bahan pereduksi seperti seng, logam alkali, dan asam format
Sianida
- Pisahkan dari larutan berair, asam dan pengoksidasi.
Bahan
reaktif terhadap Air
- Simpan di tempat dingin, kering yang jauh dari sumber air
- Siapkan Racun api kelas D didekatnya
Bahan
Piroforik
- Dalam kemasan asli, simpan di tempat yang dingin
- Berikan tambahan seal yang kedap udara
Light-Sensitive
Chemicals
- Simpan di botol gelap/berwarna dalam tempat dingin kering dan gelap.
Bahan
pembentuk peroksida
- Simpan di tempat kedap udara atau tempat penyimpanan bahan flamable
- Pisahkan dari pengoksidasi dan asam
Bahan
Beracun
- Simpan sesuai sifat bahan kimia penyusunnya
- Pergunakan sistem keamanan yang memadai
Tempat
cairan
Semua cairan kimia
berbahaya harus disimpan dalam tray (nampan) untuk meminimalkan efek karena
tumpahan atau bocoran. Kapsitas tray harus 110% volume botol terbesar atau 10%
dari agregat seluruh volume.
Rak penampung
disesuaikan dengan sifat bahan (cairan) yang disimpan dalam botol. Jangan
menggunakan bahan alumunium.
Pemadam api
Alat pemadam api
Alat
pemadam api adalah alat perlindungan kebakaran aktif yang digunakan
untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil, umumnya dalam situasi darurat.
Pemadam api tidak dirancang untuk digunakan pada kebakaran yang sudah tidak
terkontrol, misalnya ketika api sudah membakar langit-langit. Umumnya alat pemadam api terdiri
dari sebuah tabung ber tekanan
tinggi yang berisi bahan pemadam api.Ada dua jenis utama alat pemadam kebakaran : yaitu bertekanan di dalam dan dioperasikan oleh cartridge. Dalam unit bertekanan di dalam, gas penyembur disimpan pada ruang yang sama dengan bahan pemadam kebakaran tersebut. Tergantung pada bahan yang digunakan, jika berbeda maka bahan pendorong yang digunakan juga berbeda. Pada alat pemadam berisi bahan kimia kering, umumnya digunakan nitrogen; alat pemadam air dan busa biasanya menggunakan udara. Alat pemadam api bertekanan di dalam adalah jenis yang paling umum. Sedangkan jenis Alat pemadam yang dioperasikan Cartridge gas penyembur berisi dalam cartridge yang terpisah yang harus ditekan lebih dulu sebelum mengalir keluar, mendorong bahan pemadam.
Jenis ini tidak seperti biasa, digunakan terutama untuk fasilitas industri, di mana memerlukan penggunaan dengan kemampuan yang lebih tinggi dari yang biasa. serta memiliki keuntungan karena lebih sederhana sehingga memungkinkan pemakai untuk cepat melaksanakan pemadaman, hingga mampu mengendalikan api dalam kurun waktu yang cepat. Tidak seperti jenis bertekanan di dalam yang menggunakan nitrogen, alat pemadam ini menggunakan pendorong karbon dioksida bukan nitrogen, meskipun model cartridge nitrogen juga kadang digunakan pada temperatur rendah.
Jenis alat pemadam yang digunakan di seluruh dunia dioperasikan oleh Cartridge tersedia dalam bahan kimia kering dan jenis serbuk kering serta berbahan basah seperti air, busa, kimia kering (kelas ABC dan BC), dan bubuk kering (kelas D) .
Alat Pemadam api selanjutnya terbagi lagi menjadi pemadam genggam portable yang juga disebut alat pemadam genggam dengan berat antara 0,5-14 kilogram (1 sampai 30 pon), karena mudah dibawa dengan tangan. berikutnya adalah Alat pemadam api beroda biasanya memiliki berat badan 23 + kilogram (50 + pound). Model beroda ini yang paling sering ditemukan di lokasi bangunan, bandar udara, heliports, Serta Dok dan pelabuhan.
Dry Chemical Powder
Dry Chemical Powder
Merupakan
kombinasi dari fosfat Mono-amonium dan ammonium sulphate. Yang berfungsi
mengganggu reaksi kimia yang terjadi pada zona pembakaran, sehingga api padam.
Dry Chemical powder juga memiliki titik lebur yang rendah dan pada partikel
yang sangat kering serta membengkak untuk membentuk penghalang yang hingga oksigen
tidak dapat masuk sehingga dapat menutupi area kebakaran (api), akhirnya api
tidak akan menyala dikarenakan pijakannya ditutupi oleh Dry Chemical powder.- Merupakan media pemadam api serbaguna, aman dan luas pemakaiannya karena dapat mematikan api kelas A, B, dan C.
- Dapat menahan radiasi panas dengan kabut (serbuk) partikelnya.
- Tidak menghantarkan listrik (Non Konduktif).
- Kimia kering tidak beracun (Non Toxic).
- Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia.
Carbon Dioxide (CO2)
Co2
Co2
adalah Senyawa/bahan kimia yang terbentuk dari 1 atom karbon + 2 atom oksigen,
yang dapat dihasilkan baik dari kegiatan alamiah maupun kegiatan manusia.- Dapat digunakan memadamkan kebakaran kelas B dan C karena merupakan bahan gas, Co2 tidak merusak, dengan daya guna yang efektif dan bersih.
- Sangat efisien serta efektif digunakan dalam ruangan seperti kantor, lab dan ruangan lainnya.
- Carbon Dioxide (Co2) dapat menyerap panas dan sekaligus mendinginkan.
- Konstruksi tabung dirancang khusus untuk menahan tekanan tinggi dan dilengkapi dengan selang yang panjang dengan nozzle yang berbentuk corong.
- Tidak berbahaya terhadap tumbuhan dan hewan.
- Suhu yang rendah (-50 darjah C) mungkin membekukan urat-urat dan saraf-saraf manusia ketika disembur. Mahupun manusia yang terjangkit penyakit seperti asma, akan dilemas oleh CO2.
Foam AFFF (Aqueous Film Forming Foam)
Foam Afff
Foam
AFFF (Aqueous Film Forming Foam) adalah berbasis air dan sering mengandung
surfaktan berbasis hidrokarbon seperti sulfat sodium alkyl, fluoro surfactant
seperti : fluorotelomers, asam perfluorooctanoic (PFOA), asam
perfluorooctanesulfonic (PFOS). Mereka memiliki kemampuan untuk menyebar di
permukaan cairan berbasis hidrokarbon. Alcohol resistant aqueous film forming
foams (AR AFFF) adalah busa/foam yang tahan terhadap reaksi dari alkohol, dapat
membentuk lapisan/ segmen pelindung ketika dipakai atau disemprotkan.- Dapat digunakan untuk memadamkan api kelas A namun sangat cocok bila digunakan untuk kelas B.
- Bersifat Kondukstif (Penghantar Listrik). Tidak dapat dipakai untuk memadamkan api kelas C.
- Foam bersifat ringan, sangat efektif untuk memadamkan zat cair yang mudah terbakar dengan cara mengisolasi oksigen serta menutupi permukaan zat cair untuk menghindari api yang dapat menjalar (meluas) kembali.
- Tidak digalakkan terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia.
- Foam adalah bahan yang mengakis supaya menutup permukaan pangkal api, maka letupan dapat kesan dielakkan.
Gas Pengganti Hallon Non CFC (HCFC-141B)
HCFC-141B
Gas
Pengganti Hallon/ HCFC-141b adalah senyawa kimia yaitu hydrochlorofluorocarbon
(HCFC). Merupakan senyawa dari 1,1-dichloro-1-fluoroethane dan Chemical
Abstracts.- Merupakan pemadam api yang bersih dan tidak meninggalkan residu.
- Sangat efektif untuk digunakan pada semua resiko kelas kebakaran A, B dan C.
- Tidak menghantarkan listrik (Non Konduktif), sehingga tidak akan menyebabkan kerusakan pada peralatan elektronik dan alat perkantoran modern lainnya.
- Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia.
Cara Menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (Apar) Yaitu :
- Tarik Pin pengaman yang berada pada Valve (mirip kunci yang berada diatas tabung pemadam api)
- Pegang Hose atau selang pada dengan tangan kedua terkuat anda dan tabung dengan tangan terkuat pertama anda.
- Arahkan Nozzle atau pangkal selang pada titik api (area kebakaran)
- Jangan melawan terhadap arah angin, harus mengikuti arah angin supaya tidak terjadi pembalikan arah panas maupun semburan dari sumber api (Sumber kebakaran).
- Pastikan jarak yang munasabah 1.5 - 2 meter sebelum menekan tuil.
Langganan:
Postingan (Atom)