wajah

Rabu, 10 September 2014

KEAMANANAN DAN PENGAMANAN KERJA DI LABORATORIUM

KEAMANANAN DAN PENGAMANAN KERJA DI LABORATORIUM
Keamanan dan pengamanan  kerja di laboratorium perlu diinformasikan, setiap akan melakukan kegiatan praktik. Beberapa hal yang penting dalam keamanan dan pengamanan kerja di laboratorium harus sudah disampaikan kepada praktikan secara tertulis.
Terjadinya kecelakaan di laboratorium mungkin karena hal-hal berikut:
  1. Kurang pengetahuan dan pemahaman terhadap alat/bahan yang digunakan.
  2. Kurang penjelasan dari dosen.
  3. Melanggar/tidak memperhatikan instruksi.
Personel yang terlibat dalam keselamatan kerja di laboratorium:
  1. Petugas laboratorium, yang menyediakan alat, memelihara keamanan dan keselamatan kerja.
  2. Pembimbing, yang harus memberi instruksi penting kepada praktikan tentang keamanan dan keselamatan kerja serta memperhatikan cara praktikan bekerja.
  3. Praktikan, yang harus memperhatikan tata tertib dan menghindari bahaya bahan kimia.
Selama bekerja di laboratorium, faktor disiplin sangat perlu diperhatikan. Disiplin yang baik merupakan faktor yang penting dalam memelihara keselamatan kerja di laboratorium.
Pencegahan lebih penting daripada pemeliharaan setelah terjadi kecelakaan. Salah satu tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan adalah penyusunan tata tertib laboratorium.
Tata tertib penting untuk menjaga kelancaran dan keselamatan kerja di laboratorium. Setiap pemakai laboratorium hendaknya mematuhi tata tertib yang telah disusun. Selain tata tertib, ada beberapa peringatan yang perlu diperhatikan, sebagai upaya untuk mencegah terjadinya berbagai kecelakaan di laboratorium.
  1. Aturlah tempat bekerja serapi mungkin, hindarkan lorong yang sesak, kertas yang tersebar dimana-mana. Zat kimia, kotak obat, bahan-bahan lain jangan disimpan terlalu tinggi sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan.
  2. Setiap personel yang mengadakan kegiatan laboratorium harus mengetahui tempat dan cara penggunaan perlengkapan darurat seperti PPPK, pemadam kebakaran, dan pencuci mata.
  3. Gunakan alat pelindung yang tepat ketika suatu percobaan dilakukan.
  4. Sebelum percobaan dilakukan, telitilah terlebih dahulu kemungkinan bahaya yang dapat terjadi, berhati-hatilah bekerja agar kecelakaan tidak terjadi.
  5. Berikan peringatan yang jelas, jika suatu kegiatan dapat menimbulkan bahaya.
  6. Sediakan tempat pembuangan khusus untuk cairan, kaca, sobekan kain, kertas dan lainnya.
  7. Tekankan agar siswa tetap tenang, meskipun terjadi kecelakaan, dan segera melapor jika ada yang terluka.
         Bahaya atau Kecelakaan yang Mungkin Dapat Terjadi di Laboratorium
        Disiplin mematuhi segala ketentuan yang ada merupakan modal dasar untuk menjaga keselamatan dan keamanan laboratorium. Disiplin di laboratorium perlu lebih diketatkan daripada disiplin dalam ruang kelas, karena di laboratorium, selain kita bekerja dengan alat-alat yang mungkin berbahaya, kita juga bekerja dengan bahan-bahan yang berbahaya.
Selain disiplin, pengetahuan pendidik akan alat/bahan praktik IPA serta pengetahuan akan eksperimen yang dilakukan di laboratorium adalah penting bagi usaha untuk menjaga keselamatan kerja dan keamanan laboratorium. Dengan pengetahuan itu pendidik akan mengetahui: bahan-bahan amna yang berbahaya dan perlu penanganan dengan hati-hati, dan bahaya apa yang mungkin dapat ditimbulkan oleh suatu eksperimen. Hal-hal yang berbahaya tersebut antara lain adalah:
1. luka, yang mungkin disebabkan oleh benda yang tajam, pecahan kaca, atau luka bakar,
2. tertelan zat yang beracun,
3. pingsan, disebabkan karena menghirup gas yang beracun,
4. terkena kejutan listrik,
5. kebakaran, yang disebabkan oleh hasil percobaan atau sebab yang lain.
Bahaya atau kecelakaan yang mungkin terjadi dalam laboratorium di atas dapat dihilangkan atau dikurangi terjadinya jika fasilitas laboratorium mencukupi kebutuhan.
Misalnya:
1. laboratorium cukup luas atau tidak sempit agar tidak berdesakan di dalamnya,
2. terdapat lorong-lorong yang cukup lebarnya untuk lalu lalang para pekerja di laboratorium,
3. ventilasi cukup, sirkulasi udara baik,
4. paling tidak mempunyai dua buah pintu keluar dan dapat dikunci dengan baik,
5. pipa air, pipa gas, dan kabel listrik dalam keadaan baik dan teratur pemasangannya,
6. menggunakan kabel listrik yang besarnya sesuai dengan arus yang melaluinya,
7. stop kontak tidak tersembunyi dan mudah diraih,
8. tersedianya fasilitas air yang cukup dalam laboratorium,
9. tersedianya tempat uang cukup[ untuk menyimpan alat dan bahan,
10. tersedianya kotak PPPK dan alat/bahan untuk memadamkan kebakaran.

B. Sumber Bahaya dan Cara Pencegahannya

     Berikut beberapa sumber-sumber bahaya dan cara pencegahannya.
a. Pengaturan alat
Alat-alat yang tidak akan segera dipakai supaya disimpan digudang atau dalam lemari.
Bahan yang mudah terbakar atau berbahaya jangan diletakkan di dekat jalan ke luar.
Diusahakan bahan yang mudah terbakar dan berbahaya itu jumlahnya sedikit saja.
Untuk dapat dengan segera melakukan pencegahan bahaya yang lebih besar, jalan yang menuju ke tempat sakelar listrik, kran gas dan air harus bebas dari hambatan.
Berlari dalam laboratorium harus dihindari, karena dapat menyebabkan tumbukan.
b. Radiasi
Radiasi selain ditimbulkan oleh bahan radioaktif juga disebabkan oleh radiasi sinar ultra ungu, sinar laser, dan oleh sinar x.
Jika dalam eksperimen digunakan lamp sinar ultra ungu, lampu ini harus diberi perlindungan yang baik hingga sinarnya tidak menyebar ke mana-mana. Maka memakai kacamata pelindung.
Sinar laser atau pantulan sinar laser mengenai mata dapat merusak mata dan menyebabkan kebutaan. Kulit yang terkena langsung oleh sinar laser dapat terbakar. Oleh karena itu, jangan menatap secara langsung sinar laser.
c. Listrik
Pada waktu memperbaiki alat atau menyambung kabel, arus listrik harus diputuskan lebih dulu. Jika ada yang terkena kejutan listrik, sumber arus harus segera diputuskan. Jangan menyentuh orang yang terkena kejutan listrik sebelum arus diputuskan.
Kabel-kabel jangan dibiarkan bergantungan atau berserakan di lantai. Kawat pada ujung kabel harus terikat erat dengan terminalnya. Jangan memegang kabel atau kontak listrik dengan tangan yang basah.
Kapasitor dapat menimbulkan kejutan listrik bila dipegang, walaupun arus listriknya sudah diputus. Karena itu sebelum digunakan muatannya harus dibuang dulu dengan membuat arus pendek.
Semua alat baru harus diperiksa dulu sebelum digunakan untuk meyakinkan apakah pada khasisnya tidak terjadi hubungan pendek.
d. Silinder (tabung) gas
Letakkan silinder gas dalam keadaan berdiri (vertikal) dan diikat pada alasnya, atau ditidurkan dengan diberi ganjal agar tidak tergulir.
Periksalah lebih dahulu klep silinder gas yang baru datang dari agen, jika bocor kembalikan ke tempat agen penjualnya dan jangan berusaha untuk memperbaikinya.
Sebelum digunakan pasanglah regulator pada klepnya untuk mengatur tekanan gas keluar dari silinder. Tanpa regulator tekanan gas yang keluar dari silinder akan seperti jet dengan tekanan yang sangat besar.
Pipa saluran gas yang bocor akan merupakan sumber terjadinya bahaya keracunan dan kebakaran. Pipa saluran gas ini harus selalu sering diperiksa, bila perlu mengundang ahlinya untuk memperbaikinya. Ketajaman hidung untuk membau gas yang bocor ini merupakan alat yang sangat berguna untuk mencegah terjadinya bahaya.
Selain silinder gas yang berisi elpiji yang bentuknya khusus, terdapat pula silinder gas yang berisi gas hidrogen, oksigen, nitrogen, karbon dioksida, klor, dan astilen. Berilah tanda masing-masing silinder ini supaya tidak keliru satu dengan yang lain.
e. Api
Api yang kecil sangat kita butuhkan di laboratorium sebagai sumber panas untuk memanasi atau membakar suatu zat. Tetapi jika api yang kita butuhkan ini membesar akan dapat menimbulkan bahaya kebakaran. Karena itu perlakukanlah api di laboratorium dengan sangat hati-hati. Api dan benda panas lainnya, selain menyebabkan bahaya kebakaran juga menyebabkan luka bakar.
Sumber bahaya kebakaran berasal dari pembakaran spiritus, pembakaran bensin, percikan listrik, benda yang panas, dan zat pengoksidan. Jauhkan zat yang mudah terbakar seperti etil, alkohol, metanol, aseton, asetaldehida, benzena, eter, petroleum eter, dan karbon disulfida dari benda-benda di atas. Simpanlah zat yang mudah terbakar ini agar tidak melebihi 500ml.
Jangan membuang benda panas, benda terbakar, atau bahan kimia yang sangat reaktif di tempat sampah. Logam natrium dan kalium bereaksi kuat dengan air menghasilkan percikan api. Jika sisa logam ini dibuang di tempat bak cuci atau di tempat sampah yang basah akan menimbulkan kebakaran.
Fosfor putih di udara akan terbakar dengan sendirinya sambil menghasilkan asap putih dan gas fosfin yang sangat beracun. Karena itu fosfor putih selalu disimpan terendam dalam air. Jika sisa fosfor dibuang di tempat sampah, selama fosfor itu masih basah tidak akan berbahaya, tetapi nanti jika sudah kering akan menyebabkan kebakaran.
Jangan memanasi zat cair yang mudah menguap dan mudah terbakar dengan api telanjang, panaskan dengan menggunakan penangas air. Eksperimen yang menggunakan sumber panas jangan ditinggalkan, harus diawasi terus menerus.
Sebelum meninggalkan laboratorium, periksalah apakah semua api sudah dipadamkan, kran gas dan air sudah ditutup, kontak listrik sudah dicabut/diputuskan, dan lampu sudah dipadamkan.
Keamanan dan Pengamanan Kerja Laboratorium
1. Rencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum.
2. Sediakanlah alat-alat yang akan dipakai di atas meja. Alat-alat yang tidak digunakan sebaiknya disimpan didalam almari supaya tidak mengganggu dalam bekerja.
3. Gunakan peralatan kerja seperti masker, jas laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
4. Zat yang akan dianalisis disimpan dalam tempat tertutup agar tidak kena kotoran yang mempersulit analisis.
5. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan kimia.
6. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
7. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia.
8. Hindari menghisap langsung uap bahan kimia, tetapi kipaslah uap tersebut dengan tangan ke muka anda.
9. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus.
10. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih atau gatal).
11. Baca label bahan Kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan.
12. Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan, jangan menggunakan bahan Kimia secara berlebihan.
13. Jangan mengembalikan bahan Kimia ke dalam botol semula untuk mencegah kontaminasi.
14. Biasakanlah mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama setelah melakukan praktikum.
15. Bila kulit terkena bahan kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
16. Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.
17. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktikum basah segera keringkan dengan lap.
18. Hindarkan dari api bahan-bahan yang mudah terbakar seperti eter, kloroform, dsb.
19. Hati-hati dalam menggunakan bahan-bahan yang dapat menimbulkan luka bakar, misalnya asam-asam pekat (H2SO4, HNO3, HCl), basa-basa kuat (KOH, NaOH, dan NH4OH), dan oksidator kuat (air brom, iod, senyawa klor, permanganat).
20. Percobaan dengan penguapan menggunakan asam-asam kuat dan menghasilkan gas-gas beracun dilakukan di almari asam.
21. Jangan memanaskan zat dalam gelas ukur/labu ukur.
22. Menetralkan asam/basa
- Asam pada pakaian: dengan amonia encer
- Basa pada pakaian: dengan asam cuka encer, kemudian amonia encer
- Asam/basa pada meja/lantai: dicuci dengan air yang banyak
- Asam, basa, dan zat-zat yang merusak kulit: dicuci dengan air, kemudian diberi vaseline.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

coment ajah